Tragedi Mengerikan: 489 Jiwa Melayang dalam 2.107 Bencana Selama 2024

Analisis Bencana Alam di Indonesia Tahun 2024

Penurunan Angka Bencana di Tahun 2024

Pada tahun 2024, terjadi penurunan jumlah bencana alam yang tercatat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 2.107 bencana, menurun dari 5.400 bencana pada tahun 2023. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan mekanisme baru dalam pencatatan bencana oleh BNPB.

Dominasi Bencana Alam

Kejadian bencana alam yang dominan di Indonesia sepanjang tahun 2024 adalah bencana hidrometeorologi, mencapai 98,86%, sedangkan bencana geologi hanya sebesar 1,14%.

Dampak Bencana di Masyarakat

Dampak bencana alam di Indonesia sepanjang tahun 2024 menyebabkan 489 orang meninggal dunia, 58 orang hilang, 11.538 orang luka atau sakit, dan lebih dari 6 juta orang harus mengungsi. Selain itu, terdapat 60 ribu rumah rusak dan 954 fasilitas umum mengalami kerusakan.

Peningkatan Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Pada tahun 2024, terjadi 1.088 bencana banjir dan 135 bencana tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia. Korban meninggal dan hilang akibat banjir bandang sebanyak 248 orang, sedangkan bencana tanah longsor menewaskan 233 orang.

Upaya Pencegahan

BNPB melakukan uji coba sistem peringatan dini khusus untuk banjir lahar dingin di Gunung Marapi dan Gunung Ibu. Upaya ini bertujuan untuk memberikan informasi kenaikan debit air di sungai yang berhulu di gunung, sebagai langkah menyikapi bencana banjir bandang lahar dingin yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatra Barat.

Cerminan Kerusakan Lingkungan

Muh Al Amin dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan mengatakan bahwa tingginya bencana banjir dan tanah longsor di tahun 2024 merupakan cerminan dari kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan, deforestasi, dan degradasi hutan. Perubahan iklim juga mempengaruhi terjadinya bencana.

Saran untuk Pemerintah

Al Amin menyarankan pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan moratorium izin tambang nikel serta menghentikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Hal ini sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin parah.

Analisis Bencana di Provinsi Sulawesi Selatan

Menurut catatan WALHI, Provinsi Sulawesi Selatan sepanjang tahun 2024 mengalami 362 bencana ekologis, dengan dominasi banjir dan tanah longsor. Bencana tersebut menewaskan 46 orang, mengungsi 15.631 masyarakat, dan merugikan secara materiil hingga Rp1,95 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *