Kisah Tentara Korea Utara di Ukraina
Di tengah pertempuran sengit di wilayah bersalju Kursk, Rusia, pasukan khusus Ukraina menemukan belasan mayat tentara Korea Utara yang tewas. Namun, di antara jasad-jasad tersebut, ada seorang yang masih hidup. Kisah tragisnya membuat banyak orang terkejut.
Keputusan Ekstrem
Saat pasukan Ukraina mendekat ke tentara Korea Utara yang masih hidup, ia justru meledakkan granat dan bunuh diri. Tindakan ekstrem ini menunjukkan seberapa kuat pengaruh Kim Jong Un terhadap tentara Korea Utara yang siap mengorbankan nyawa mereka demi rezim tersebut.
Keluar dari Bayang-Bayang Kim Jong Un
Seorang mantan tentara Korea Utara, Kim, berusia 32 tahun, membagikan kisahnya setelah membelot ke Selatan. Ia mengungkapkan bahwa banyak tentara Korea Utara yang terlibat dalam perang di Rusia telah dicuci otaknya dan rela melakukan tindakan ekstrem. Kim sendiri pernah bekerja untuk militer Korea Utara di Rusia selama tujuh tahun sebelum akhirnya memilih untuk membelot.
Pengerahan Pasukan
Ukraina dan Barat memperkirakan bahwa sekitar 11.000 tentara Korea Utara dikerahkan untuk mendukung pasukan Rusia di wilayah Kursk. Meskipun Moskow dan Pyongyang awalnya membantah laporan tersebut, keberadaan tentara Korea Utara di Rusia akhirnya diakui. Presiden Putin bahkan tidak menyangkal hal tersebut.
Persiapan Perang
Partisipasi besar tentara Korea Utara dalam perang di Rusia menandai keterlibatan mereka yang pertama dalam perang sejak Perang Korea. Meskipun propaganda Korea Utara menyebut tentaranya sebagai yang terkuat di dunia, kenyataannya mereka belum siap menghadapi peperangan modern.
Aksi Bunuh Diri
Tanda-tanda perintah untuk melakukan aksi bunuh diri oleh tentara Korea Utara menunjukkan seberapa kuat kendali Kim Jong Un terhadap mereka. Bagi tentara yang tertangkap, nasib mereka kembali ke Korea Utara dianggap lebih buruk daripada kematian.
Pertukaran Tawanan
Presiden Zelenskyy menyatakan kesiapannya untuk menyerahkan tentara Korea Utara yang ditangkap kepada Kim Jong Un sebagai bagian dari pertukaran dengan warga Ukraina yang ditawan di Rusia. Namun, bagi tentara Korea Utara, menjadi tawanan perang dianggap sebagai pengkhianatan.
Akhir yang Tak Terduga
Kim, mantan tentara Korea Utara yang membelot, membagikan bahwa di militer mereka, meninggalkan satu peluru terakhir adalah pilihan terakhir yang mereka bicarakan. Kisah tragis dan mengerikan tentara Korea Utara di Ukraina menjadi pelajaran bagi dunia tentang pengaruh rezim otoriter terhadap kehidupan dan kematian para tentaranya.