Perkenalan
Lebih dari dua tahun yang lalu, Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan Wakil Presiden Sara Duterte menang telak dalam pemilihan umum dengan tema besar: persatuan nasional. Namun, aliansi mereka yang rapuh dengan cepat goyah karena perbedaan-perbedaan besar, termasuk kecondongan mereka ke Amerika atau China, dan penolakan Marcos untuk melakukan penumpasan narkoba yang dilancarkan oleh pendahulunya – yang juga ayah Wakil Presiden Sara Duterte – Rodrigo Duterte.
Konfrontasi Terbaru
Permusuhan antara Ferdinand Marcos Jr. dan Sara Duterte memuncak pada akhir pekan lalu ketika Sara Duterte mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah mengatur agar Marcos, istrinya, dan sepupunya yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, dibunuh jika mereka menyerang dirinya.
“Desakan pemerintahan Marcos bahwa nyawa presiden berada di bawah ancaman adalah hal yang tidak menyenangkan,” kata Sara Duterte dalam konferensi pers di Manila. “Saya meningkatkan kewaspadaan ini ketika presiden dan para penjilatnya secara agresif menjual narasi yang sepenuhnya didasarkan pada pernyataan saya, yang diambil di luar konteks yang logis.”
Respon dari Ferdinand Marcos Jr.
Membalas pernyataan Sara Duterte, Ferdinand Marcos Jr. tampil di TV dan menyatakan kesiapannya untuk melawan. Dia menegaskan bahwa klaim Sara tentang ancaman terhadap nyawa presiden adalah tidak benar dan menekankan pentingnya menyelesaikan konflik ini secara damai.
Dampak Konflik Politik
Konflik antara Ferdinand Marcos Jr. dan Sara Duterte telah menciptakan ketegangan politik di Filipina. Para pendukung kedua pihak terlibat dalam perdebatan sengit di media sosial dan di jalanan, memperumit situasi politik yang sudah rapuh di negara tersebut.
Analisis Pihak Ketiga
Beberapa analis politik telah mencoba mengurai akar konflik antara Ferdinand Marcos Jr. dan Sara Duterte. Mereka menyoroti perbedaan ideologi dan pendekatan politik antara kedua pemimpin tersebut, serta mempertimbangkan dampaknya terhadap stabilitas politik Filipina.