Iptek  

Peran Sektor Peternakan dalam Pemanasan Global: Sebuah Analisis Mendalam

Pemanasan Global dan Dampaknya Terhadap Indonesia

Pemanasan global merupakan masalah serius yang sedang dihadapi oleh dunia saat ini. Sejumlah faktor kontribusi terhadap pemanasan global termasuk emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sektor peternakan. Hal ini menjadi perhatian utama bagi Sri Palupi, seorang peneliti di Institute for Ecosoc Right dan anggota Vegan Squad Indonesia.

Industri peternakan memiliki dampak signifikan terhadap perubahan iklim, melalui emisi gas rumah kaca yang dihasilkan serta perusakan lingkungan yang terjadi akibat polusi udara, tanah, dan air. Sri menggarisbawahi pentingnya pengurangan konsumsi daging global dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan menyelamatkan bumi serta seluruh makhluk yang menghuninya.

Ancaman serius terkait dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global juga diungkapkan oleh Sri. Menurutnya, jika pemanasan global tidak terkendali, populasi manusia dapat mengalami penurunan hingga 75 persen akibat bencana, penyakit, kelaparan, dan kemiskinan.

Potensi terjadinya bencana di Indonesia juga meningkat, seperti yang disebutkan dalam laporan World Risk Report. Data menunjukkan bahwa Indonesia telah naik dari peringkat tiga menjadi peringkat dua sebagai negara yang paling berisiko terkena bencana di dunia. Intensitas bencana di Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan.

Dalam menghadapi masalah ini, komunitas Vegan Squad Indonesia mengajukan usulan kepada pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk mengurangi konsumsi daging sebagai langkah strategis dalam mengatasi perubahan iklim. Selain itu, mereka juga mendorong untuk mengurangi deforestasi dan memperluas edukasi tentang pola hidup vegan/vegetarian kepada masyarakat.

Pemerintah Indonesia diminta untuk membawa usulan ini ke Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim ke-29 (COP ke-29) yang akan diselenggarakan di Baku, Azerbaijan. Yogen Marshel Wijaya, praktisi vegan sekaligus anggota Vegan Squad Indonesia, menyoroti kurangnya solusi yang disampaikan dalam pertemuan COP sebelumnya yang tidak menyentuh akar permasalahan pemanasan global.

Selain itu, Yogen juga menyoroti dampak industri peternakan terhadap pemanasan global. Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 75 persen penggundulan hutan di dunia disebabkan oleh industri peternakan hewan. Pola makan nabati dianggap dapat mengurangi emisi karbon dan memberikan manfaat yang lebih besar daripada lahan yang digunakan untuk peternakan hewan.

Dengan mempertimbangkan berbagai fakta dan data yang ada, penting bagi Indonesia untuk mengambil tindakan konkret dalam mengurangi dampak industri peternakan terhadap pemanasan global. Melalui kebijakan yang tepat dan edukasi yang luas, Indonesia dapat berkontribusi dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi lingkungan hidup untuk generasi mendatang. Can you please rewrite this for me?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *