Studi Lancet: Korban Tewas Perang Israel-Hamas Lebih Tinggi dari Data Resmi
Sebuah studi yang diterbitkan baru-baru ini menunjukkan bahwa data resmi mengenai jumlah korban tewas dalam perang Israel-Hamas mungkin lebih rendah dari kenyataan. Studi ini dilakukan oleh para akademisi dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Universitas Yale, dan institusi lainnya, dan diterbitkan dalam jurnal The Lancet.
Metode Analisis
Para peneliti menggunakan metode statistik yang dikenal sebagai analisis tangkap-tangkap kembali (capture-recapture analysis) untuk memperkirakan jumlah korban tewas akibat operasi udara dan darat Israel di Gaza antara Oktober 2023 dan akhir Juni 2024. Hasil studi menunjukkan bahwa angka kematian sebenarnya kemungkinan lebih tinggi dari yang dilaporkan resmi.
Temuan Penting
Studi Lancet memperkirakan adanya 64.260 kematian akibat cedera traumatis selama periode tersebut, sekitar 41 persen lebih tinggi dari hitungan resmi Kementerian Kesehatan Palestina. Lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan orang-orang berusia di atas 65 tahun. Namun, studi ini tidak memberikan perkiraan jumlah kombatan Palestina di antara korban tewas.
Dampak Infrastruktur Kesehatan
Infrastruktur perawatan kesehatan di Jalur Gaza mengalami kerusakan berat selama perang, yang menyebabkan penghitungan resmi menjadi tidak akurat. Para peneliti mencatat bahwa kapasitas Kementerian Kesehatan Palestina untuk menyimpan catatan kematian elektronik terganggu akibat kampanye militer Israel.
Respons Pihak Terkait
Pejabat kesehatan Palestina menyatakan bahwa lebih dari 46.000 orang tewas dalam perang Gaza. Namun, pejabat senior Israel membantah angka tersebut, mengklaim bahwa angkatan bersenjata Israel telah berusaha keras untuk menghindari jatuhnya korban sipil.
Penelitian Lebih Lanjut
Laporan studi Lancet menyatakan bahwa metode statistik yang digunakan memberikan perkiraan yang lebih akurat mengenai jumlah korban tewas dalam konflik Gaza. Namun, studi ini hanya fokus pada kematian akibat cedera traumatis dan tidak mencakup dampak tidak langsung dari konflik, seperti terganggunya layanan kesehatan dan sanitasi.
Perkiraan PCBS
Biro Statistik Pusat Palestina (PCBS) memperkirakan bahwa selain jumlah korban tewas resmi, sekitar 11.000 warga Palestina lainnya hilang dan diduga telah tewas. Populasi Gaza juga menurun 6 persen sejak dimulainya perang, karena sekitar 100.000 warga Palestina telah meninggalkan daerah tersebut.
Kesimpulan
Studi Lancet menyoroti pentingnya evaluasi yang cermat terhadap data resmi dalam konflik bersenjata. Data yang akurat sangat penting untuk mengetahui dampak sebenarnya dari perang dan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pemulihan pasca-konflik.