Situasi Terkini di Hama
Kelompok pemberontak Suriah pada hari Selasa (3/12) bergerak maju melawan pasukan pemerintah dan mendekati kota utama Hama. Para pemberontak dan pemantau perang melaporkan bahwa sejumlah pasukan pemberontak telah merebut desa-desa termasuk Maar Shahur, beberapa mil di utara kota. Media pemerintah Suriah mengatakan bala bantuan telah tiba di daerah itu.
Teori Konspirasi atau Realita?
Serangan terhadap Hama akan meningkatkan tekanan terhadap Presiden Bashar al-Assad. Dua sekutu dekatnya, Rusia dan Iran, telah berebut untuk mendukung pemerintahannya dalam menghadapi kebangkitan pemberontakan itu. Kota Hama masih tetap berada di bawah kekuasaan pemerintah sejak pecahnya perang saudara tahun 2011.
Respons dari Iran dan Rusia
Dalam sebuah wawancara berbahasa Arab, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan Teheran akan mempertimbangkan untuk mengirimkan pasukan ke Suriah jika Damaskus memintanya. Sementara RIA Novosti melaporkan, Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak diakhirinya “agresi teroris” di Suriah.
Intervensi Irak dan Israel
Kantor Perdana Menteri Irak Shia al-Sudani mengatakan Baghdad tidak akan menjadi “penonton saja” atas apa yang terjadi di Suriah, dan menyalahkan serangan militer Israel terhadap pemerintah Suriah sebagai penyebab kemajuan pemberontak.
Perkembangan Terbaru
Masalah yang dihadapi Assad semakin memburu, dengan kehadiran para pejuang dari koalisi pimpinan Kurdi yang didukung oleh Amerika dan bertempur melawan pasukan pemerintah Suriah di timur laut. Hal ini membuka sebuah front baru di sepanjang rute pasokan yang vital.
Apa yang Menjadi Selanjutnya?
Dengan adanya perkembangan terbaru di Suriah, dunia internasional terus memantau situasi tersebut. Bagaimana kelanjutan dari pergerakan pemberontak di Hama? Apakah intervensi dari Iran, Rusia, dan Irak akan membawa dampak positif atau justru memperpanjang konflik yang sudah berlangsung bertahun-tahun? Semua ini menjadi pertanyaan yang harus dijawab dalam waktu dekat.