Presiden Yoon Suk Yeol Melakukan Langkah Drastis
Peristiwa yang terjadi di Korea Selatan pada hari Selasa (3/12) mengguncang negara tersebut. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol secara tak terduga memberlakukan darurat militer. Langkah ini menimbulkan kepanikan di negara tersebut dan menyoroti gejolak politik yang sedang terjadi.
Alasan di Balik Keputusan Darurat Militer
Dalam pidato larut malam, Presiden Yoon menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk membasmi “kekuatan anti-negara” dan “melindungi tatanan demokrasi konstitusional.” Keputusan ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan oposisi politik.
Perlawanan di Majelis Nasional
Meskipun parlemen Korea Selatan membatalkan dekrit darurat militer dalam waktu yang singkat, anggota parlemen oposisi tetap melawan keputusan Presiden Yoon. Mereka memaksa masuk ke dalam kompleks legislatif, memicu pertikaian dengan pasukan keamanan.
Reaksi Masyarakat dan Tuntutan Pemakzulan
Di tengah gejolak politik tersebut, masyarakat Korea Selatan turut bereaksi. Banyak yang berunjuk rasa di luar Majelis Nasional, menuntut agar Presiden Yoon ditangkap dan dipakzulkan. Mereka mengungkapkan keprihatinan tentang dampak dari pemberlakuan hukum militer dalam beberapa hari mendatang.
Kondisi Terkini dan Respon Internasional
Sementara itu, Amerika Serikat, sebagai sekutu penting Korea Selatan, mengamati perkembangan ini dengan cermat. Wakil Menteri Luar Negeri AS, Kurt Campbell, mengekspresikan kekhawatiran mendalam dan berkomitmen untuk mendukung Korea Selatan dalam mengatasi krisis ini.
Kesimpulan
Peristiwa darurat militer di Korea Selatan telah menciptakan ketegangan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Reaksi masyarakat dan respon internasional terhadap keputusan Presiden Yoon menjadi sorotan utama dalam peristiwa ini. Semua pihak berharap agar situasi ini dapat diselesaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum.