Pada Kamis (5/12), Filipina menerima hibah dari Jepang sebesar 1,6 miliar yen atau sekitar Rp168,97 miliar untuk memperkuat kemampuan angkatan lautnya. Hibah ini diberikan sebagai bagian dari program bantuan keamanan regional.
Penambahan Armada Perahu Karet
Dana hibah tersebut akan digunakan untuk menambah armada perahu karet berlambung keras, sistem radar pantai, dan sistem identifikasi otomatis untuk pertahanan maritim Filipina. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan regional dan menjaga keamanan jalur-jalur laut yang vital.
Hubungan Filipina dengan Sekutunya
Seiring dengan peningkatan aset keamanan maritimnya, Filipina juga telah memperkuat hubungan dengan sekutunya untuk melawan pernyataan agresif Beijing atas klaimnya di Laut China Selatan. Wilayah-wilayah yang disengketakan oleh kedua negara tetangga tersebut menjadi sorotan utama dalam konflik tersebut.
Klaim China atas Laut China Selatan
China telah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, mengabaikan klaim-klaim saingan dari negara-negara lain dan keputusan internasional yang menyatakan penetapan China tidak memiliki dasar hukum. Hal ini telah memicu ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.
Insiden di Laut China Selatan
Pada Rabu (4/12), Manila mengungkapkan bahwa Garda Pantai China melakukan tindakan agresif dengan menembakkan meriam air dan “menyingkirkan” kapal pemerintah di dekat wilayah Scarborough Shoal yang disengketakan. Insiden serupa juga terjadi di dekat Sabina Shoal di Kepulauan Spratly.
Protes Diplomatik
Menyikapi dua insiden tersebut, Filipina akan mengajukan protes diplomatik kepada China. Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo, menyatakan bahwa tindakan China tersebut jelas-jelas ilegal dan tidak dapat diterima.
Kesimpulan
Dengan menerima bantuan hibah dari Jepang, Filipina berharap dapat memperkuat kemampuan angkatan lautnya untuk menjaga keamanan regional. Konflik di Laut China Selatan masih menjadi perhatian utama, namun Filipina tetap teguh dalam menjaga hak-haknya dan melawan tindakan ilegal yang dilakukan oleh China.