Indeks Terorisme Dunia: Data dan Analisis Terbaru
Pengantar
Indeks Terorisme Dunia (World Terrorism Index/WTI) adalah sebuah inisiatif kolaborasi antara Research Center for Security and Violent Extremism (ReCURE) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia. Indeks ini diluncurkan secara perdana di Jakarta pada tanggal 13 Januari. Tujuan dari WTI adalah untuk menyajikan data kualitatif dan kuantitatif tentang fenomena terorisme global.
Situasi Terorisme di Indonesia
Berdasarkan Indeks Terorisme Dunia, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-51 dari 127 negara dengan kategori terdampak rendah akibat serangan terorisme. Meskipun tidak terjadi satu pun serangan teror di Indonesia sepanjang tahun 2024, namun terdapat penangkapan terhadap 18 tersangka teroris. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman terorisme masih ada meskipun dalam tingkat rendah.
Negara-negara dengan Kategori Tinggi
Di sisi lain, beberapa negara seperti Myanmar, Pakistan, Sudan, Nigeria, dan Burkina Faso masuk dalam kategori sangat tinggi dalam Indeks Terorisme Dunia. Myanmar menduduki peringkat pertama dengan skor 13055, diikuti oleh Pakistan, Sudan, Nigeria, dan Burkina Faso.
Aktualisasi Data dan Analisis
Direktur Intelijen Densus 88, Ami Prindani, menekankan pentingnya kerja sama antarnegara dalam mencegah pergerakan terorisme lintas batas. Kerja sama ini meliputi berbagi informasi dan pembangunan kapasitas untuk menghadapi ancaman terorisme yang bersifat laten.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun Indonesia tergolong dalam kategori rendah dalam Indeks Terorisme Dunia, namun kepala Program Studi Kajian Terorisme SKSG UI, Muhammad Syauqillah, mengingatkan bahwa negara tetap harus waspada terhadap ancaman terorisme, terutama dengan perkembangan teknologi digital yang semakin canggih. Dia berharap bahwa Indeks Terorisme Dunia dapat menjadi rujukan bagi pemangku kepentingan dalam menjaga keamanan Indonesia.
Kesimpulan
Dengan adanya Indeks Terorisme Dunia, diharapkan upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme dapat ditingkatkan. Peran semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, akademisi, media massa, hingga masyarakat, sangat penting dalam menjaga keamanan negara dari ancaman terorisme. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, diharapkan Indonesia dapat terus menjadi negara yang aman dari serangan terorisme.