Pengerahan Militer di Jepang dan Filipina
Amerika Serikat tengah menyiapkan rencana darurat untuk pengerahan militer di Jepang dan Filipina jika terjadi keadaan darurat di Taiwan. Rencana tersebut akan dimasukkan ke dalam rencana operasi gabungan pertama yang akan dirumuskan pada Desember, menurut laporan dari kantor berita Jepang, Kyodo.
Pengerahan Unit Marinir di Pulau Nansei Jepang
Sebuah resimen Marinir Amerika Serikat yang dilengkapi dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS akan dikerahkan di sepanjang rangkaian Pulau Nansei Jepang, yang membentang dari Kyushu hingga Yonaguni di dekat Taiwan. Jika keadaan darurat di Taiwan menjadi sangat mendesak, pangkalan sementara akan didirikan di pulau-pulau berpenghuni sesuai dengan pedoman militer Amerika Serikat untuk mengirim marinir dalam formasi kecil ke beberapa lokasi.
Keterlibatan Militer Jepang dan Filipina
Militer Jepang diharapkan akan terlibat, terutama dalam memasok kebutuhan logistik untuk unit marinir, termasuk bahan bakar dan amunisi. Di sisi lain, Angkatan Darat Amerika Serikat akan mengerahkan unit tembakan jarak jauh Multi-Domain Task Force di Filipina.
Reaksi dari Pihak Terkait
Kementerian Pertahanan Jepang dan Filipina enggan memberikan komentar terkait rencana pengerahan militer ini. Begitu pula dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Manila yang menolak berkomentar. Sementara itu, China menegaskan bahwa Taiwan adalah “bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China” dan menentang keras tindakan pengerahan militer di kawasan tersebut.
Deteksi Balon Milik China di Taiwan
Pada Senin (25/11), Taiwan mendeteksi keberadaan balon China di atas perairan di sebelah barat laut pulau tersebut. Balon ini menjadi yang pertama terlihat sejak April, di tengah tekanan Beijing terhadap Taipei untuk menerima klaim kedaulatannya.
Upaya Meningkatkan Tekanan Militer
Beijing secara teratur mengerahkan jet tempur, pesawat nirawak, kapal perang, dan bahkan balon di sekitar Taiwan sebagai bagian dari upayanya untuk terus meningkatkan tekanan militer. Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa 12 pesawat militer China dan tujuh kapal perang terdeteksi di sekitar Taiwan dalam kurun waktu 24 jam.
Respon Taiwan terhadap Balon China
Taiwan menggambarkan balon-balon tersebut sebagai bentuk pelecehan “zona abu-abu” yang merupakan taktik yang tidak termasuk dalam kategori tindakan perang. China sebelumnya membantah tuduhan tersebut dan menuduh Taipei berusaha meningkatkan ketegangan.
Kesimpulan
Dengan adanya rencana pengerahan militer AS di Asia Tenggara dan tekanan militer yang terus meningkat dari China, situasi di kawasan tersebut semakin tegang. Peran Jepang, Filipina, dan Taiwan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di wilayah tersebut. Kita harus terus memantau perkembangan selanjutnya untuk memahami dampak dari dinamika ini.