Serangkaian peluncuran roket baru dari militan Hizbullah di Lebanon dan gelombang serangan balasan oleh Israel telah meningkatkan tekanan pada gencatan senjata yang telah berlangsung beberapa hari. Gencatan senjata tersebut bertujuan untuk meredakan ketegangan di wilayah yang bermasalah itu.
Peristiwa Terbaru
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Senin (2/12) malam melakukan serangkaian serangan di berbagai penjuru Lebanon. Mereka menuduh kelompok teror Hizbullah yang didukung Iran menentang kesepakatan dengan menarget Israel dengan serangan roket.
“Peluncuran yang dilakukan oleh Hizbullah malam ini merupakan pelanggaran perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon,” kata IDF dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram. “Negara Israel menuntut agar pihak-pihak terkait di Lebanon memenuhi tanggung jawab mereka dan mencegah aktivitas permusuhan Hizbullah dari dalam wilayah Lebanon.”
Israel mengatakan bahwa target serangan mereka termasuk puluhan peluncur roket Hizbullah, para teroris, dan infrastruktur Hizbullah lainnya.
Korban dan Kerusakan
Kementerian Kesehatan Lebanon pada Senin malam mengatakan bahwa serangan Israel di Kota Haris dan Talousa menewaskan sembilan orang dan melukai tiga lainnya. Selain itu, serangan Israel di Lebanon selatan juga dilaporkan menewaskan dua orang lagi.
Serangkaian serangan ini terjadi setelah serangan roket Hizbullah terhadap posisi militer Israel di wilayah Shebaa Farms yang disengketakan. Hizbullah menggambarkan serangan mereka sebagai “serangan peringatan defensif.”
Harapan untuk Perdamaian
Meskipun permusuhan kembali terjadi dan terdapat pernyataan keras dari pejabat Israel dan Hizbullah, para pejabat AS menyatakan harapan pada Senin bahwa perdamaian sementara akan terwujud. Pejabat Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa mereka belum melihat indikasi bahwa gencatan senjata terancam runtuh, meskipun terdapat tuduhan pelanggaran oleh kedua pihak.
Para negosiator dari Amerika Serikat dan Prancis telah mengatakan kesepakatan gencatan senjata itu sebagai peluang untuk mencapai penghentian permusuhan yang lebih permanen antara Israel dan Lebanon. Mereka berharap dapat mengakhiri pertempuran yang meletus setelah serangan pada 7 Oktober 2023 oleh sekutu Hizbullah, Hamas, terhadap Israel.
Reaksi Internasional
Presiden AS Joe Biden mengungkapkan kesedihannya atas pembunuhan Omer Neutra, seorang tentara Amerika Israel yang diduga ditangkap dalam serangan tahun 2023. Biden bersumpah untuk terus bekerja untuk memastikan bahwa para sandera yang masih ditawan di Gaza dapat dibebaskan.
Presiden Israel Isaac Herzog juga menyatakan duka cita bersama keluarga Neutra. Herzog menekankan pentingnya untuk mengembalikan semua pria dan wanita Israel yang diculik kepada keluarga mereka.
Peringatan dari Donald Trump
Presiden terpilih AS Donald Trump mengeluarkan peringatan melalui platform media sosialnya. Ia menegaskan bahwa jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, maka akan ada konsekuensi yang berat bagi pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan di Timur Tengah.
Trump menekankan pentingnya pembebasan para sandera dan menegaskan bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman yang lebih berat daripada sebelumnya.
Kesimpulan
Dengan adanya serangkaian peluncuran roket oleh Hizbullah dan serangan balasan Israel di Lebanon, situasi di Timur Tengah semakin tegang. Meskipun terdapat upaya-upaya untuk mencapai perdamaian, konflik antara Israel dan kelompok-kelompok militan terus berlanjut. Semoga kedamaian dapat segera terwujud di wilayah yang selalu dilanda konflik ini.