Perkembangan Negosiasi Penyelesaian Perang di Gaza
Menteri Keuangan Israel Menolak Kesepakatan Gencatan Senjata
Menteri Keuangan Israel yang berhaluan sayap kanan, Bezalel Smotrich, Senin (13/1) menegaskan akan menentang kesepakatan apa pun untuk mengakhiri perang di Gaza, meski para pejabat tinggi melaporkan kemajuan dalam upaya mencapai kesepakatan.
Negosiasi di Doha untuk Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera
Sejak awal Januari, negosiasi tidak langsung, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, kembali digelar di Doha guna merumuskan kesepakatan gencatan senjata yang juga bertujuan memfasilitasi pembebasan puluhan sandera yang masih ditahan di Gaza.
Penolakan Terhadap Rencana Kesepakatan
“Rencana kesepakatan yang diajukan ini adalah bencana bagi keamanan nasional Israel,” kata Smotrich. “Kami tidak akan ikut dalam kesepakatan yang menyerah begitu saja, yang melibatkan pembebasan teroris berbahaya, menghentikan perang, menyia-nyiakan pencapaian besar yang telah dibayar dengan darah, dan meninggalkan banyak sandera yang masih tertawan.”
Upaya Israel untuk Membebaskan Para Sandera
Menteri Luar Negeri Gideon Saar menyatakan bahwa Israel “bekerja keras” untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan pembebasan para sandera.
Desakan dari Warga Israel dan Keluarga Sandera
Pernyataan Smotrich muncul di tengah meningkatnya desakan dari warga Israel, terutama keluarga sandera yang masih ditahan di Gaza, agar dicapai kesepakatan yang memungkinkan mereka dipulangkan.
Kemajuan dalam Negosiasi
Netanyahu memberi penjelasan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengenai “kemajuan dalam negosiasi” di Doha. “Perdana menteri membahas dengan Presiden Amerika Serikat perkembangan negosiasi untuk membebaskan para sandera dan memberitahukan mandat yang telah ia berikan kepada tim negosiasi di Doha, demi memajukan pembebasan sandera,” menurut pernyataan dari kantor Netanyahu.
Hambatan dalam Perundingan
Serangkaian negosiasi serupa yang berlangsung tahun lalu berulang kali gagal mencapai kesepakatan. Salah satu kendala utama dalam perundingan adalah perbedaan pandangan mengenai gencatan senjata permanen di Gaza, serta skala bantuan kemanusiaan bagi wilayah Palestina itu.
Perang di Gaza
Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.210 orang di pihak Israel, kebanyakan warga sipil, menurut perhitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel. Pada hari itu pula, para militan menawan 251 orang, 94 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah meninggal.
Serangan balasan Israel di Gaza menewaskan 46.584 orang, mayoritas warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas—angka yang dinilai Perserikatan Bangsa-Bangsa bisa dipercaya.