Dunia  

Presiden Korsel Tetap Menolak Penahanan, Ribuan Warga Kembali Adukan Pendapat

Presiden Korsel Tetap Menolak Penahanan, Ribuan Warga Kembali Adukan Pendapat

Protes Massal di Seoul Menuntut Penahanan Presiden Yoon Suk Yeol

Ribuan Warga Korea Selatan Berkumpul di Ibukota

Pada Sabtu (11/1), ribuan warga Korea Selatan mulai berkumpul di ibu kota, Seoul, untuk melakukan demonstrasi. Para penyelidik sedang berupaya mencari jalan lain untuk menahan Presiden Yoon Suk Yeol yang telah dimakzulkan karena keputusannya menerapkan darurat militer singkat.

Ketegangan Antara Pengawal dan Penyelidik

Yoon menolak penahanan dalam ketegangan antara para pengawalnya dan para penyelidik pekan lalu setelah kegagalan perebutan kekuasaan pada 3 Desember. Upaya penerapan darurat militer oleh Yoon telah menjerumuskan Korea Selatan ke dalam krisis politik terburuk dalam beberapa dekade.

Pendukung dan Penentang Yoon Berkumpul di Seoul

Para pengunjuk rasa yang mendukung dan menentang Yoon dijadwalkan berkumpul di sepanjang jalan-jalan utama di pusat kota Seoul pada Sabtu. Dalam kondisi suhu udara membeku di bawah nol derajat, para pendemo akan beradu untuk menuntut penangkapannya atau menyerukan agar pemakzulannya dinyatakan tidak sah.

Ketegangan Berlanjut di Negeri Ginseng

Negeri Ginseng itu dilanda ketegangan selama berminggu-minggu setelah Yoon mengarahkan tentara untuk menyerbu parlemen, tetapi mereka gagal mencegah anggota parlemen untuk menyetujui darurat militer. Sejak didakwa, Yoon telah menutup pintunya.

Pendukung dan Penentang Yoon Bersuara

Kim Min-ji, pelajar berusia 25 tahun, yang berdemo untuk menentang Yoon mengatakan, “Terlepas dari upaya kami, dia terus menghindari pertanggungjawaban, dan baik polisi maupun CIO (Corruption Investigation Office/Kantor Investigasi Korupsi) benar-benar gagal bertindak tegas. Sangat penting bagi kami untuk bersuara sampai dia dicopot dari jabatannya.”

Pendukung Yoon, Su Yo-hahn, 71, mengatakan deklarasi darurat militer oleh Yoon memiliki “alasan yang sah”. Su menambahkan, “Dia adalah seseorang yang dipilih oleh rakyat dan mewakili negara kita. Menyelamatkan Yoon adalah cara menyelamatkan bangsa kita.”

Demonstrasi Massal di Seoul

Para pendukung Yoon sudah berkumpul di luar kediamannya pada Sabtu pagi sebelum demonstrasi besar terjadi pada pukul 13.00 waktu setempat di pusat kota Seoul. Demonstrasi anti-Yoon terpisah direncanakan pada pukul 14.30 dan 16.00 waktu setempat.

Yoon Menghadapi Ancaman Hukuman

Yoon menghadapi tuntutan pidana pemberontakan, salah satu dari sedikit kejahatan yang tidak tunduk pada kekebalan presiden. Artinya, Yoon bisa dijatuhi hukuman penjara atau bahkan hukuman mati.

Jika surat perintah tersebut dilaksanakan, Yoon akan menjadi presiden Korea Selatan pertama yang ditangkap saat masih menjabat.

Upaya Kedua untuk Menangkap Yoon

CIO mengatakan pihaknya akan “mempersiapkan diri secara menyeluruh” dalam upaya kedua untuk menangkap Yoon dan memperingatkan bahwa siapa pun yang menghalangi mereka dapat ditahan. Kantor Investigasi Nasional, sebuah unit kepolisian, mengirimkan pesan kepada pejabat tinggi kepolisian di Seoul meminta mereka bersiap untuk memobilisasi 1.000 penyelidik untuk upaya baru tersebut.

Selain penyelidikan pemberontakan, Yoon juga menghadapi proses pemakzulan yang sedang berlangsung. Anggota parlemen telah memberhentikannya, tetapi Mahkamah Konstitusi akan memutuskan apakah akan mempertahankan keputusan tersebut atau mengembalikannya ke jabatannya.

Sidang Pemakzulan Yoon

Sidang pemakzulan Yoon dijadwalkan akan dimulai pada 14 Januari. Persidangan pemakzulan akan dilanjutkan bahkan tanpa kehadiran Yoon.

Protes dan ketegangan terus berlanjut di Korea Selatan menjelang keputusan akhir terkait nasib Presiden Yoon Suk Yeol. Warga Korea Selatan terus bersuara dan melawan untuk menegakkan keadilan. Semua mata tertuju pada keputusan-keputusan penting yang akan diambil dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *