Dunia  

Kampanye Daur Ulang Sampah di Kota Prancis dengan Sorot Potret Ayatollah Ali Khamenei

Kampanye Daur Ulang Sampah di Kota Prancis dengan Sorot Potret Ayatollah Ali Khamenei

Iran Mengecam Poster Iklan yang Menggunakan Potret Ayatollah Ali Khamenei

Pada Kamis (9/1), Iran mengutuk poster iklan kontroversial yang menampilkan potret pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang terpasang di sebuah bus di kota di Prancis. Media pemerintah melaporkan bahwa Iran menyatakan poster tersebut sebagai “menghina”. Kejadian ini terjadi di tengah ketegangan hubungan antara kedua negara.

Penolakan Iran terhadap Poster Kontroversial

Iran mengecam keras penggunaan potret Ayatollah Ali Khamenei dalam poster iklan di kota Beziers, Prancis. Poster tersebut merupakan bagian dari kampanye pemilahan sampah secara selektif yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Selain Khamenei, poster juga menampilkan potret Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Slogan yang tertera di poster bus tersebut adalah “Jangan lupa memilah sampah,” yang diunggah melalui halaman Facebook resmi kota Prancis dan tersebar luas di media online.

Reaksi dari Pemerintah Iran

Direktur Jenderal Eropa Barat di Kementerian Luar Negeri Iran, Majid Nili, secara tegas mengecam tindakan yang diambil oleh pihak otoritas Kota Prancis. Menurut kantor berita resmi IRNA, Nili menyebut tindakan tersebut sebagai “menghina nilai-nilai suci dan kepribadian negara kami”.

Nili juga menegaskan bahwa penggunaan konten ofensif terhadap pejabat Republik Islam Iran merupakan pelanggaran terhadap prinsip dan aturan internasional yang menghormati nilai-nilai budaya negara lain. Dia meminta pemerintah Prancis untuk mengambil langkah yang tepat agar kejadian provokatif semacam itu tidak terulang di masa depan.

Ketegangan Antara Iran dan Prancis

Ketegangan antara Iran dan Prancis semakin memanas setelah pemerintah Prancis mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Iran hingga tiga warga negara Prancis yang ditahan di negara itu dibebaskan. Pihak berwenang Prancis menyebut ketiga warga negaranya tersebut sebagai “sandera”.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyatakan bahwa Iran merupakan tantangan strategis dan keamanan utama bagi Prancis, negara-negara Eropa, serta kawasan sekitarnya. Dia menambahkan bahwa isu Iran akan menjadi salah satu topik utama dalam pembicaraan dengan pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang akan resmi menjabat pada 20 Januari mendatang.

Respons Iran terhadap Pernyataan Macron

Iran menilai pernyataan Macron sebagai tidak berdasar dan mendesak Prancis untuk mempertimbangkan kembali pendekatan mereka yang dianggap tidak konstruktif terhadap perdamaian dan stabilitas. Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam dalam menghadapi tekanan dari pihak luar dan akan terus membela nilai-nilai dan kedaulatan negaranya.

Kesimpulan

Dalam konteks hubungan internasional yang semakin kompleks, isu-isu sensitif seperti yang terjadi antara Iran dan Prancis memerlukan pendekatan yang bijak dan dialog yang terbuka. Kedua negara perlu menemukan solusi yang saling menguntungkan dan menghormati martabat masing-masing. Semoga ketegangan ini dapat diselesaikan dengan damai dan tanpa meninggalkan bekas yang mendalam dalam hubungan kedua negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *